pdmcilacap.com, Cilacap – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Babakan, Cabang Kawunganten, Cilacap baru dibentuk pada Juli 2024. Namun langsung melesat mandiri dengan budidaya kepiting bakau.
Ketua PRM Babakan, Salsono membenarkan pemberdayaan ini sebagai bagian dari dakwah, memilih wirausaha murah melalui budidaya pembesaran kepiting bakau. “Budidaya kepiting bakau sejumlah 1.700 ekor bekerjasama dengan PCM Kawunganten,” katanya yang juga pembudidaya kepiting bakau.
Budidaya pembesaran dengan pesan bibit epiting kecil (kroyo) pada nelayan tangkap ukuran 1kg isi 10 ekor. “Harganya sekitar Rp 45.000 dan ongkir Rp 50.00 memerlukan seratus ekor dananya Rp 500.000. Dengan peralatan galon bekas air mineral ukuran 16 liter dengan harga Rp 3000 perbuah, seratus buah Rp 300.000 dan ongkos kirim nya Rp 50.000,” jelas Salsono.
Peralatan bambu yang diperlukan untuk tusuk tengah galon dan rangkaian rakit menyatukan galon, Rp 200.000 ditambah tenaga pembuatan, Rp 300.000. Galon kemudian dilubangi bagian bawah, disayat di bagian samping atas untuk memasukan dan mengeluarkan kepiting payau. “Sedangkan pakan dari lubang tengah atas pada bagian tutup. Galon ditusuk bambu belah seukuran satu jari, bagian tengah untuk tenggeran Kepiting Payau. Pemberian pakan tiga hari sekali dengan berbagai jenis ikan seperti pelus karena ukuran dan harganya, terkadang diberi pakan keong dan yuyu,” lanjutnya.
Terkait harga, 1kg isi 5 ekor seharga Rp 80 ribu, isi 4 ekor seharga Rp 100 ribu dan isi 3 ekor seharga Rp 150 ribu serta isi 2 ekor harga Rp 180 ribu. “Pemeliharaan Kepiting Bakau sekitar tiga bulan, untuk ukuran besar sekitar 3 ons lebih dengan isi satu kilogram tiga ekor. Sedangkan, untuk rangkaian galon di tempatkan di tambak Ikan Nila,” ujarnya.
Budidaya pembesaran Kepiting Bakau, dimulai sejak tiga bulan terakhir. Panen sudah dua kali, dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek 2025 sejumlah 50 kilogram. “Harga Kepiting Bakau di pasaran tetap stabil,” ucapnya.
Kunjungan dari Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen, Mariman Darto menyambut baik. Ini menjadi fokus MPKS berkolaborasi dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM Jawa Tengah & Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).
“Data anak yatim dan yatim piatu cukup banyak, Muhammadiyah harus hadir membantu menyelesaikannya. Pengembangan ranting penting, maka yang akan mengoordinasikan juga cabang dan unsur pembantu pimpinan bergerak bersama-sama,” katanya.
Muhammadiyah menjadi ujung tombak dalam pengentasan kesmiskinandi lapangan, bisa dilihat Ranting Babakan dan Cabang Kawunganten memiliki tambak udang, ikan dan kepiting Bakau. “Pontensi besar yang harus kita dukung, seperti pendanaan bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Saya rasa pemerintah bisa memberikan prioritas kepada organisasi masyarakat yang memiliki pilihan mengentaskan kemiskinan,” imbuhnya. (wasis/sand)