Begini Ciri Dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah

pdmcilacap.com, Wanareja – Aisyiyah adalah organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah pertama yang usianya selisih sekitar 5 tahun dengan Muhammadiyah. Salah satu generasi awal yang turut membidani lahirnya organisasi perempuan Indonesia.

Dalam dakwahnya Muhammadiyah dan Aisyiyah memiliki 7 ciri yang melekat yaitu :

Pertama – Menyenangkan. Aisyiyah datang di tempat manapun akan menyenangkan, memberikan kemaslahatan dan keberkahan. Salah satunya dengan kegiatan wisata dakwah. Terinspirasi datangnya Nabi Muhammad SAW yang hadirnya di dunia menyenangkan dan membawa maslahat kepada umat, dan diharapkan tidak membawa keburukan dan kerusakan.

KeduaMenghormati Ilmu. Aisyiyah terbiasa dengan sistem yang dianut, bukan sinten (siapa -red). Sistem yang terbentuk dengan tertib akan menghasilkan keputusan yang baik. Ibadah yang akan diterima Alloh syaratnya tiga yaitu, 1). Tidak syirik, 2) Ikhlas, 3). Ada ilmunya.

Dalam Sahih Bukhori “Rasulullah SAW berkata kepada Hindun, “Tidak ada dosa bagimu untuk mengambil uangnya dengan cara yang baik “ma’ruf“‘ (H.R al-Bukhari). Hadits ini menggambarkan hak perempuan boleh mengambil harta dari suami yang pelit tetapi tetap harus dengan cara-cara ma’ruf.

Ketiga – Tidak Bersikap Berlebih-lebihan. Dalam Surat Alhujurot ayat 13 yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Kedudukan manusia di hadapan Allah ditentukan oleh ketakwaannya. Tidak berlebih-lebihan dalam bersikap sesama manusia tetapi secara adab perilaku tetap yang muda menghormti yang tua dan yang tua menyayangi yang muda.

Keempat – Kemaslahatan Dunia dan AkhIrat. Adanya nilai dasar keseimbangan manusia dalam membangun rohani dan jasmani. Dalam dirinya ada potensi jasmani dan potensi rohani yang apabila tidak seimbang akan menghasilkan pribadi yang tidak berguna. Kedua potensi akan menjadi luar biasa dan bisa bermanfaat ketika sama-sama berkembang. Penggambaran sederhana, seorang perempuan yang tinggi, langsing, cantik tapi gila maka nilainya rendah. Semua lini kehidupan harus seimbang. Aisyiyah sebagai gerakan perempuan harus seimbang antara kebutuhan rumah dan organisasi.

Utamakan bakti perempuan pada suami. Dengan menjadi pengurus Aisyiyah menjadikan lebih berbakti, lebih sayang dan lebih cinta kepada keluarga, menjadikan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Tidak ada pengurus dan jama’ah Aisyiyah yang rumah tangganya kacau bila kehidupannya merujuk pada Pola Hidup Islami Warga Muhammadiyah. 

Kelima – Persaudaraan. Memiliki sikap tasammuh yaitu mampu bergaul di manapun tempat bernaung. Memiliki rasa saling menghormati, menghargai dengan siapapun. Dengan sesama organisasi Islam maupun non Islam. Aisyiyah memandang perbedaan adalah keniscayaan. Tasammuh adalah modal toleransi, bukan mencampuradukkan ibadah tetapi saling menghormati.

Keernam – Berfikir ke Depan. Pemikiran Muahammadiyah ke depan menjadi arus penting dalam pengembangan Islam global yang bermanfaat bagi seuruh umat Islam dunia. Pemikiran dan wawasan tentang kalender global menjadi salah satu wacana kebutuhan dasar umat Islam dalam peradaban dunia.

Ketujuh – Menanamkan Rasa Tanggung Jawab. Muhammadiyah mengedepankan musyawarah untuk memutuskan suatu permasalah. Bertanggung jawab terhdap kagiatan yang dilaksanakan.

●Dirsarikan oleh Asih Indriyati (PCA Wanareja) dari tausyiyah Drs. H Ahmad Kifni (Purwokerto) pada Wisata Dakwah PDA Cilacap di Alun-alun Majenang.

Baca : Wisata Dakwah PDA Cilacap yang Dirindukan, Dihadiri Ribuan Jamaah