Memperkuat Ideologi dan Tata Kelola Pimpinan Cabang Aisyiyah dengan Pembekalan Ideopolitor

pdmcilacap.com. Wanareja – Ideopolitor sebagai singkatan dari Ideologi, Politik dan Organisasi dikenalkan Muhammadiyah untuk menguatkan para pimpinan. Gagasan ideopolitor dicetuskan sebagai upaya menertibkan jalannnya organisasi, memberikan arahan jelas dan membumikan ideologi, politik dan organisasi dalam gerakan dakwah sesungguhnya.

PDA Cilacap mengawali turba di awal periode kepengurusan 2022-2027 dengan memberikan pembekalan ideopolitor kepada seluruh cabang di Kabupaten Cilacap.

Rowahidah selaku Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Cilacap berharap pembekalan di awal periode  lebih memahami gerak langkah ‘Asiyiyah dalam membuat program kerja, memperkuat ideologI gerakan dan militansi kader pimpinan. ‘Aisyiyah mampu menempatkan diri sebagai mitra pemerintah dalam kegiatan sosial dan kesehatan, serta bersinergi untuk kemaslahatan umat. “Aisyiyah secara struktural mampu bekerja sama antara daerah, cabang dan ranting dan membuat program kerja sesuai AD dan ART,” jelasnya.

Pembekalan ideopolitor mengajak semua pimpinan cabang meneguhkan kembali ideologi Muhammadiyah Berkemajuan dan komitmen terhadap gerakan dakwah, dan tetap memiliki ghiroh yang kuat dalam segala kondisi. Manhaj Ideopolitor harus dipahami dan menjadi pedoman semua pimpinan cabang Aisyiyah. Wajah ‘Aisyiyah sama di setiap struktur kepengurusan.

Lima materi yang disampaikan adalah Peran Strategis Perempuan, Tabligh dan Ketarjihan, Risalah Perempuan Berkemajuan, Keterwakilan Perempuan di Parelemen dan Pengelolaan Administrasi.

Penulis kelompokkan dari ke lima materi terebut menjadi tiga bagian ideopolitor yaitu

  1. Ideologi

Peran Srategis Perempuan, Tabligh dan Ketarjihan, Risalah Perempuan Berkemajuan

Ormas Isalam dapat diartikan sebagai organisasi berbasis massa yang disatukan oleh tujuan untuk memajukan tegakknya Islam sesuai Al’quran dan As Sunnah serta memajukan umat Islam dalam bidang agama, pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya.

Kader ‘Aisyiyah berperan memperkuat persatuan dan perdamaian dalam bangsa yang majemuk dan secara kultural mampu menciptakan kehidupan bermasyarkat dan berbangsa yang kondusif. Persatuan yang hakiki tanpa melihat jabatan, kedudukan dan lainnya.

‘Aisyiyah sebagai organisasi dakwah mendasarkan gerakannya pada nilai-nilai yang bersumber pada Al Qur’an dan Al hadits. Dari nilai-nilai itu dibangun ideologi gerakan ‘Aisyiyah sebagai sistem keyakinan, faham dan strategi perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Islami yang sebenar-benarnya.

Minimal ada enam peran perempuan dalam dinamika kepemimpinan. Yang pertama pentingnya pimpinan yang transformatif yaitu pimpinan yang dapat memotivasi kader untuk melaksanakan dan mengelola sumber dayanya untuk kepentingan organisasi.

Yang kedua Pimpinan yang mampu membawa organisasi menuju perubahan, tidak jumud, berwawasan luas dan selalu belajar.

Ketiga Pemimpin yang mampu membawa ‘Aisyiyah menjadi organisasi yang berkemajuan, keempat pemimpin yang mampu memobilisasi potensi, mengagendakan perubahan menuju kemajuan dan keunggulan, kelima mendorong ‘Aisyiyah untuk berperan sebagai local leader  di eksekutif, legislatif, yudikatif maupun dunia usaha dan keenam perempuan yang mampu menjadi agen perubahan.

Tabligh dan ketarjihan, salah satu yang harus dipahami jajaran pimpinan ‘Aisyiyah yaitu Surat Alhujurot : 13. yaitu ” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal” Pesan universal yang menghapus tingkatan dalam masyarakat. ‘Aisyiyah meyakini bahwa yang menentukan keutamaan di sisi Alloh adalah menjadi hamba yang takwa, bukan nasab, rupa, status keluarga atau harta. Menjadi hamba yang takwa dengan menyediakan diri, memberikan tempat dan menafkahkan sebagian harta dalam gerak juang ‘Aisyiyah melalui amalannya, baik ibadah mahddoh maupun muamalahnya.

Ayat ini juga menjadi ayat yang relevan dengan kebangsaan republik ini yang berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Perbedaan itu keniscayaan untuk saling mengenal satu sama lain dan kemudian menjadi kekuatan bersama demi kemaslahatan umat.

Risalan Perempuan Berkemajuan adalah dokumen pandangan ideologis. ‘Aisyiyah tentang perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Rumusan ringkas berupa pokok-pokok pikiran yang berpandangan maju atau berkemajuan tentang misi perempuan berlandaskan nilai- nilai Ajaran Islam dan kerisalahan Nabi dalam menghadapi dinamika  perkembangan zaman Sebagai wujud aktualisasi dan kehadiran ‘Aisyiyah untuk menjawab masalah dan tantangam zaman bagi dunia perempuan sejalan pandangan Islam Berkemajuan.

Ada tiga nilai Risalah Perempuan berkemajuan yaitu :

pertama At-Tauhid yaitu karamah insaniyyah bahwa penciptaan laki-laki dan perempuan dari nafsh wahidah sebagai mahluk mulia dengan segenap  potensi kemanusiaan yang melekat,

kedua Al’Adlu adalah keadilan terhadap pemenuhan hak dan kewajibannya.

Ketiga Ar rahmah/Al maslahah tidak ada kekerasan, pembulyan, Islam yang membawa perdamaian.

  • Politik

Materi Keterwakilan Perempuan dalam parlemen memberikan wawasan bahwa peluang perempuan dalam parlemen sudah ditetapkan sekurang-kurangnya 30 % untuk kepengurusan dan pendirian partai politik di tingkat pusat dan peraturan lain yang menyatakan bahwa setiap 3 orang bakal calon parlemen laiki-laki maka sekurang-kurangnya 1 orang bakal calon perempuan. Keterwakilan perempuan di parlemen diharapkan menghasilkan peraturan-yang  ramah terhadap perempuan. Prioritas kebijakan terkait dengan isu-isu yang dekat dengan perempuan seperti isu kemiskinan, pendidikan dan kesehatan.

  • Organisasi

Pengelolaan Administrasi. ‘Aisyiyah adalah organisasi Islam perempuan yang berkharaker modern, terbuka terhadap kemajuan zaman dan teknologi.

Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi organisasi ‘Aisyiyah yaitu pimpinan yang sibuk, menguatnya pemahanan yang tidak berkemajuan, mobilitas yang semakin dinamis dan kompleksitas masalah sosial. Hal ini harus segera diatasi agar permasalahan tidak berlarut-larut. Komitmen kader pimpinan, refresh ideologi islam menjadi agenda utama. Dalam pembenahan organisasi, minimal ada 4 hal yang harus dimiliki yaitu kritis, komunikatif, kolaboratif dan kreatif.

Pembenahan organsiasi pada struktur kepemimpinan, tidak merangkap jabatan sebagai pimpinan harian atau pimpinan amal usaha terkait dengan bidangnya, dan pimpinan organisasi politik.

(Materi disarikan oleh Asih Indriyati, S. E.  Ketua PCA Wanareja peserta pembekalan Ideopolitor PDA Cilacap)

Baca Juga : Misi Cabang Berkembang PDA Cilacap

.