Memberikan Teladan yang Baik Bagi Generasi Penerus

oleh Hananta Wisnu Hermawan*

“Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia ” (QS Ali-Imran:104)

Pendidikan adalah salah satu ciri gerakan gerakan modern. Yakni sebuah gerakan yang memiliki semangat membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih maju dan terdidik.

Banyak segi kehidupan yang akan terdampak bila masyarakat mau belajar. Selain itu, melalui pendidikan peradaban bangsa juga akan berkembang.

Maka tak heran KH Ahmad Dahlan memusatkan isu pendidikan dalam rangka mengembangkan umat Islam yang berbudi luhur, religius, berwawasan luas, sadar akan isu-isu ilmiah sekuler, dan berkemauan berjuang untuk kemajuan sosial (Adisty Nabilah Fitri, 2022).

Pemerintah merumuskan tujuan pendidikan melalui UU 20/2003 bahwa pendidikan itu adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal itu selaras dengan konsep yang ditawarkan KH Ahmad Dahlan bahwa pendidikan bersifat holistik atau menyeluruh. Yakni Pendidikan yang menekankan lahirnya peserta didik yang memiliki kepribadian mandiri, penghayatan hidup damai, senantiasa menekankan pada kebajikan dan reflektif serta memiliki sifat jujur yang alami tidak dibuat-buat (Zamroni dalam Fandi Akhmad, 2020).

Baru-baru ini dunia pendidikan Cilacap digemparkan dengan peristiwa pemukulan oleh seorang siswa kepada siswa lain. Info terakhir korban pemukulan sampai harus dirujuk ke RS Margono Purwokerto.

Hal tersebut menjadi bahan refleksi apakah tujuan pendidikan berupa mengembangkan potensi siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia sudah tercapai? Apa kendala yang terjadi dalam proses pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan?

Menjawab pertanyaan tersebut, KH Ahmad Dahlan memiliki konsep seperti yang ditulis kembali oleh Adisty Nabilah Putri dalam jurnalnya yakni pendidikan islam harus menitikberatkan pada pembinaan umat Islam yang berbudi luhur, religius, berwawasan luas, memahami isu-isu ilmiah sekuler, dan mau berjuang untuk kemajuan sosial.

Tulisan tersebut sejalan dengan sistem gerakan yang sedang digarap oleh Majelis Dikdasmen PNFI yang menjadikan pembinaan akhlak menjadi identitas gerakan Muhammadiyah serta mengintensifkan pembinaan akhlak dalam pendidikan.

Maka dari beberapa tulisan di atas serta program pendidikan yang sedang digarap oleh Muhammadiyah dapat disimpulkan bahwa pengembangan akhlak mulia secara holistik menjadi program utama sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar.

Hal ini  setidaknya menjadi gambaran aktifitas kader Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan.

Berbicara pendidikan akhlak tentu tidak akan jauh dari contoh terbaik umat Islam yakni Nabi Muhammad SAW. Salah satu ayat alquran yang menjadi dasar bahwa Rasulullah SAW memiliki akhlak yang mulia adalah

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (Al Ahzab [33] : 21)

Beliau Rasulullah SAW memiliki sifat yang terpuji yang menjadi gambaran bagi kaum muslim dalam kehidupan sehari-hari.

Sifat-sifat terpuji beliau bahkan bukan hanya merangkumi kehidupan manusia tetapi menyentuh segala aspek kehidupan.

Contoh akhlak Nabi Muhammad SAW yang sederhana namun bermakna dalam kehidupan sehari-hari adalah berlaku lemah lembut, tidak pernah melakukan hal-hal yang buruk serta tidak pernah berperilaku kasar.

Berdasarkan argumen di atas maka menjadi penting bagi pendidik untuk menjadikan akhlak Rasullah SAW sebagai role model pendidik maupun orang tua di masa yang serba modern ini.

Pendidikan yang memberikan keteladanan berakhlak karimah menjadi benda yang bernilai tinggi di masa kini. Dengan keteladanan yang dilakukan dalam aktifitas sehari-hari baik di lembaga pendidikan maupun lingkungan keluarga masyarakat, anak-anak akan melihat kemudian meniru keteladanan akhlak karimah tersebut.

Selanjutnya yang diharapkan adalah anak akan menerapkan keteladanan yang telah pendidik dan orang tua lakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka sampai tua nanti.

Menjadi teladan yang baik bukan hal yang mudah. Maka harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten. Ikhtiar yang dapat dilakukan adalah dengan cara meluruskan niat dan tujuan. Tak lupa juga berdoa dan memohon keteguhan hati kepada Allah SWT.

*Penulis adalah seorang pendidik di Kecamatan Jeruklegi, Cilacap