Dilarang Berputus-Asa

Ma’asyiral muslimin jama’ah Jum’ah rahimakumullah….

Salah satu sifat negatif manusia adalah mempunyai berkecenderungan menyimpang dari kebenaran dan nilai-nilai yang luhur. Oleh karena itu jika kita ingin hidup yang benar,  hidup yang lurus perlu perjuangan. Karena ber-juang nampaknya merupakan hakikat hidup manusia, apalagi bagi manusia yang jelas arah hidupnya dan konkret cita-citanya.

Berjuang berarti mewujudkan keadaan agar menjadi ideal, atau minimal mengatasi masalah yang menyerimpung langkah. Sementara kita ketahui bahwa masalah hidup tampaknya selalu ada, bahkan kalo kita amati  makin hari makin bertambah jumlahnya dan meningkat kualitasnya.

Banyak dan beragamnya masalah yang menghadang hidup merupakan lahan untuk berjuang agar hidup menjadi lebih baik dan lebih indah. Oleh karena itu, kita dilarang untuk putus-asa bila tertumbuk masalah. Larangan ini tidak hanya karena putus asa bisa mencip-takan hal-hal negatif dan destruktif bagi jiwa dan hidup manusia. Tetapi sikap berputus-asa juga akan menghilangkan rahmat Alloh SwT.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah.

Menjalani hidup berarti menghadapi dan mengatasi masalah yang menghadangnya, kadang masalah kecil dan kadang besar. Apa pun masalah yang kita ada di hadapan kita sesungguhnya mampu mengatasi mana kala kita yakin dan berupaya secara optimal. Sebab Allah SwT, Dzat yang mencipta kita telah menetapkan hadirnya masalah itu dengan sesuai kualitas kepribadian kita, guna meng-hadapinya. Ketetapan tersebut ditegaskan Allah dalam firman pada QS Al-Baqarah : 286.

.…. Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.

Renungan dari firman Alloh ini adalah bahwa, setiap masalah yang dihadapi sese-orang itu sudah diformat sesuai dan pas untuk dihadapi oleh orang tersebut. Masalahnya kemudian adalah, apakah orang tersebut yakin bahwa sesungguhnya dirinya mampu dan sudah berupaya secara optimal?

Mari kita urai, masalah apa yang sesung-guhnya menghadang kita serta bagaimana solusinya?

Pertama, jika masalah yang kita hadapi bersumber dari kita perilaku kita sendiri, maka solusinya adalah dengan cara mengubah kebiasaan kita, misalnya boros, malas, takut, setengah hati, serakah, dan lain-lain.

Kedua, jika masalah yang kita hadapi ber-sumber dari perilaku orang lain, maka solusi-nya adalah dengan cara mengubah metode pengaruhkita, misalnya pengaruh terhadap teman, bawahan, atasan, tetangga, dan lain-lain.

Ketiga, apabila masalah yang kita hadapi  me-nyangkut hal di luar kendali kita, maka solusi-nya adalah dengan mengubah cara pandang kita terhadapnya sebab hal itu hanya bisa diterima, misalnya terhadap gempa bumi, gunung meletus, musibah, dan lain-lain.

Jamaah yang dirahmati Allah.

Apa pun masalah kita dan seberapa pun skalanya, sungguh kita terlarang berputus asa. Oleh karena itu, untuk mengatasi agar tidak berputus-asa perlu dukungan dan perhatian dari keluarga, dan melihat-merasakan adanya teman yang sependeritaan, ataupun adanya tempat untuk mencurahkan isi hatinya sehingga tidak menjadikannya gelap mata. Penegasan Allah mengenai larangan putus asa tertuang pada QS Yusuf 87:

Dan janganlah berputus-asa dari rahmat Allah, sebab sesungguhnya tidak akan berputus-asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kufur.

Dari ayat ini kita ketahui bahwa berputus asa tergolong perilaku kufur. Kufur di sini berarti mengingkari nikmat lain yang banyak yang telah ia terima, juga kufur dari ke-Mahakuasaan Allah SwT, bahkan kufur dari keyakinan akan adanya Allah SwT.

Jadi hanya yang orang kufur yang berani berputus-asa, berani melanggar ketentuan-Nya. Sebab jika ada keyakinan (meskipun tipis), pasti tidak akan berani berputus asa. Begitulah larangan Allah SwT kepada hamba-Nya.

Jamaah rahimakumullah.

Seseorang yang berputus-asa berarti telah menutup diri dari proses hidup yang selalu bergerak, berkembang.

Seseorang yang berputus asa adalah orang yang jiwanya mati atau mematikan diri sendiri. Yang akibatnya hilangnya makna hidup pada dirinya,  sehingga mudah untuk merusak jiwanya, merusak hidupnya, bahkan tidak sedikit yang  berusaha merusak hidup orang lain di lingkungannya.

——————————————–

KHOTBAH KE II

Ma’asirol Muslimin jama’ah Jum’at Rohimakumullah,

Bagaimanapun beratnya masalah hidup yang kita hadapi tetap terlarang kita untuk berputus asa. Sebab masalah apa pun yang hadir di hadapan kita, sudah diukur dan disesu-aikan oleh Allah SwT dengan kualitas kepribadian kita masing-masing.

Selanjutnya kita berdoa kepada Allih SwT. Semoga keimanan dan ketakwaan kita kepada Allih SwT makin hari makin meningkat,  sehingga apapun yang kita alami, apapun masalah yang kita hadapi, dapat kita atasi atad bimbingan dan rahmat Alooh SwT.  Amin ya mujibas sailin.

Teks Khotbah oleh : Sapto Giri Haryoto, SE

DOWNLOAD TEKS KHOTBAH : KLIK DISINI